Lebih Dekat dengan Perawat




Assalamualaikum 🙂 …Halo, halo, halo ….


Kali ini, Reny mau sharing tentang jurusannya Reny nih, yaitu ilmu keperawatan. Tapi kali ini Reny membahas yang S1 Ners ya.. (bukan yang diploma). Oke.
Jadi, disini ada 9 pertanyaan yang berkaitan dengan ilmu keperawatan. Pertanyaan ini bukanlah sembarang pertanyaan karena hanya mahasiswa keperawatan sajalah yang dapat menjawab pertanyaan ini. Masyarakat mengenal perawat hanyalah sebagai asisten dokter. Seiring perkembangan zaman dan setelah diberlakukannya undang-undang keperawatan maka perawat dinyatakan sebagai PROFESI dan bukan lagi bawahan dari dokter.
Berikut daftar pertanyaan yang akan Reny bahas:
  1. Apa sih perbedaan perawat dan dokter?
  2. Apakah perawat boleh mendiagnosa? Atau hanya dokter saja yang boleh mendiagnosa?
  3. Perawat boleh buka praktik kah? Semacam apa itu?
  4. Menyuntik dan memberi infus, yakin itu tugas utama perawat?
  5. Perawat boleh memberi obat?
  6. Perawat punya hukum sendiri kah?
  7. Apa sih buku panduan perawat secara nasional?
  8. Bagaimana pandangan masyarakat luar negeri tentang perawat?
  9. Jenis perawat khusus berdasarkan NIC edisi keenam itu apa aja sih?
Yuk guys, sekarang Reny mau ngebahas jawaban dari pertanyaan diatas. Siapin buku, bulpen, mental, dan makanan ya karena kalian butuh nutrisi. wkwkwk. yuk cus.
1. Perbedaan perawat dan dokter itu apa sih?

Perawat tugasnya care (merawat) dan dokter tugasnya cure (mengobati). Jadi perawat yang memberikan asuhan keperawatan dan dokter memberikan obat. Perawat itu lebih kompleks. Dia mempelajari biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual. Perawat dan dokter adalah mitra dalam bekerja.
Mitra seperti apa?...
Semisal ada seorang pasien yang mengidap luka bakar dan harus dirawat inap selama beberapa hari. Luka tersebut menyebabkan nyeri bagi pasien. Perawat akan memberikan tindakan non farmakologi (bukan obat,seperti teknik relaksasi, kompres panas-dingin, pengalihan perhatian,dsb).Namun apabila perawat merasa perlu adanya terapi farmakologi (penggunaan obat untuk mengurangi rasa nyeri) maka perawat dapat meminta kerjasama kepada dokter dalam pemberian terapi obat nyeri.
Disini perawat harus cerdas dalam pemenuhan kebutuhan untuk proses penyembuhan pasien. Perawat harus menimbangkan aspek resiko, efek samping, dan biaya yang dikeluarkan oleh pasien. Perawat harus cekatan untuk memilih apakah pasien perlu terapi obat atau tidak. Apakah pasien perlu mengganti makanannya untuk menstabilkan nutrisinya. Apakah pasien perlu untuk dioperasi dengan biaya yang mahal atau sudah cukup dengan pemberian obat. Semua itu adalah pemikiran dari seorang perawat profesional.
Selain itu, perawat tidak hanya ditujukan untuk orang sakit namun juga untuk orang sehat. Perawat dapat memberikan edukasi kepada klien. Oleh sebab itu, dalam bidang perawatan akan mengenal istilah klien sebagai objeknya sedangkan dokter hanya mengenal pasien sebagai objeknya.
2. Apakah perawat boleh mendiagnosa? Atau hanya dokter saja yang boleh mendiagnosa?
Perawat BOLEH mendiagnosa. Diagnosa perawat berbeda dengan diagnosa dokter (biasanya disebut diagnosa medis). Contoh : salah satu diagnosa perawat adalah nyeri, gangguan pola tidur, ketidakseimbangan cairan, defisit pengetahuan, kesepian, ketidakefektifan pola nafas, resiko bunuh diri, mual, kerusakan integritas jaringan, dsb. sedangkan diagnosa dokter yaitu sakit jantung coroner, sakit asma, sakit cacar, sakit typus, dsb.
Jadi perawat boleh mendiagnosa. justru itu adalah salah satu langkah perawat untuk bisa menentukan tindakan apa yang akan dilakukan.
3. Perawat boleh buka praktik kah? Semacam apa itu?
perawat BOLEH buka praktik. Sudah ada hukum yang mengaturnya dalam Undang-Undang Keperawatan No.38 Tahun 2014. Praktik perawat bukan sejenis mantri loh ya, yg memberikan obat. BUKAN ITU. lebih kepada memberikan asuhan keperawatan seperti perawatan luka diabetes, perawatan pasca persalinan, dsb. kita bisa membayar dokter dan farmasi untuk melengkapi asuhan keperawatan kita terhadap klien.
4. Menyuntik dan memberi infus, yakin itu tugas utama perawat?

Menyuntik dan memberi infus BUKAN tugas perawat. sebenarnya itu adalah tugas dokter. hanya saja dokter mendelegasikan tugas itu kepada perawat sehingga kini di masyarakat seringkali perawat yang melakukan. 
Jadi, Keperawatan itu memiliki tindakan yang bersifat mandiri dan kolaboratif. Keperawatan yang bersifat mandiri adalah yang benar-benar dilakukan dan ditentukan oleh keputusan para perawat. Sedangkan tindakan kolaboratif adalah tindakan yang dilakukan oleh perawat atas kerjasama dengan tenaga medis lain. Contohnya dalam tindakan terapi obat dimana perawat bekerjasama dengan dokter. Dalam bidang pemenuhan nutrisi, perawat bekerjasama dengan ahli gizi.
Jadi sebenarnya menyuntik dan memberikan infus bukan tugas utama perawat. itu hanya tugas delegasi dari dokter. Tapi saya sarankan sebaiknya kasihkan saja ke dokternya (hehehehe) jika sang dokter sedang tidak ada hambatan.
5.Perawat boleh memberi obat?
Perawat TIDAK boleh memberikan obat ya sayang, kecuali jika ditempat terpencil yg tidak ada dokter. tapi perawat hanya boleh memberikan obat-obat tertentu yang dijual secara bebas. tp kalau bisa profesionallah… jika tak boleh, ya jangan. itu sudah diatur dalam undang-undang keperawatan No.38 Tahun 2014 (baca sendiri ya). 
Sekarang banyak perawat yang ngawur-ngawuran berlagak sok dokter. Itu membuat citra profesi perawat tercoreng. jadi, janganlah memberikan obat. itu tugas dokter. tugas kita memberikan asuhan keperawatan.
6. Perawat punya hukum sendiri kah?
PUNYA. di UU. No 38 Tahun 2014. Baca sendiri ya.
7. Apa sih buku panduan perawat secara nasional?

Perawat punya buku panduan perawat yang berlaku secara nasional. Kalau di Indonesia kita menggunakan NANDA, NIC, NOC. NANDA ini buku yang berisi diagnosa2 keperawatan, NOC adalah buku yang berisi tentang apa saja yang diukur dalam menentukan tingkat kegawatan diagnosa, dan NIC adalah buku yang berisi kumpulan intervensi (tindakan yang dilakukan) berdasarkan diagnosa. Jadi ketiga buku ini berkaitan dan harus dibawa secara bersamaan. 
Apalagi bukunya tebal banget iddih…. , kalau di luar negeri ada yang sama ada yang beda. tergantung kebijakan tiap negara say.
8. Bagaimana pandangan masyarakat luar negeri tentang perawat?
Kalau di Australia dan Amerika, perawat berbeda dengan dokter. tidak seperti anggapan masyarakat di Indonesia yang mana perawat adalah pembantu dokter. Di luar negeri, perawat begitu berharga. Kita adalah profesi yang setara dengan dokter. Perawat termasuk kedalam jenis profesi yang memiliki kode etik dan hukum sendiri. Kita punya tugas, hak, dan wewenang sendiri. 
Makanya, kalau sudah jadi perawat harus tegas. bukan apa-apa nunggu dokternya. kita punya wewenang untuk memimpin dan menentukan tentang apa saja yang berkaitan dengan pemberian asuhan keperawatan. Biarlah obat menjadi tugas dokter. Jika memang diperlukan perawatan via obat, minta ke dokter. namun sebisa mungkin cari alternatif lain yang tidak memiliki efek samping berbahaya.
9. Jenis perawat khusus berdasarkan NIC edisi keenam (buku pedoman perawat secara nasional)
Disini ada banyak sih jenis perawat khusus (ya kayak perawat spesialis gitu). tapi di Indonesia hanya ada 5 kalau nggak salah. kayak perawat unit gawat darurat, maternitas, bedah, dsb.
Tapi di buku NIC punya Reny sekarang, ada banyak banget jenis perawat khusus. salah satunya perawat udara dan perawat forensik. Ada perawat onkologi, obstretik, neonatus, genetika, diabetes, urologi, vaskular, transplantasi, dsb. 
Kalau perawat udara sendiri di Indonesia baru baru tumbuh gitu. Ada satu universitas tempat pendidikan perawat udara yaitu Universitas Patria Artha di Sulawesi. Ada juga punya TNI AU, yaitu Lakespra Saryanto di Sulawesi juga. Kalau di dunia sendiri, perawat udara sudah ada sejak lama. Sejak tahun 1937 dengan perawat udara pertama di dunia bernama Ellen Church.

Oke teman-teman begitulah beberapa hal tentang keperawatan. Masih banyak lagi sih, tapi… coba deh kalian cari tau sendiri. wkwkwk. Ada banyak lho yang kalian belum tahu. Nah, Reny mau mengakhiri tulisan nih. Tapi sebelumnya, reny mau berkata kata dulu.


“Kalian tidak akan tahu sebenar-benarnya sesuatu jika kalian tidak pernah menjadi sesuatu di dalamnya. Maka berproseslah… Jadilah sesuatu itu…”
Muach…
Semangat sayangku.
wassalamualaikum wr.wb

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perempuan dengan basic militer? Menurutmu?

Kenapa ada luka di pendidikan semi militer? This is my story

Welcome To Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya